Awesome awesome awesomeee!!!
Udah lama jantungku nggak berdebar-debar, udah lama mulutku nggak teriak dengan volume maksimum, dan udah lama nggak lompat-lompat di tengah ratusan orang dengan atmosfer yang begitu r.a.w.k.! *Maaf sedikit berlebihan, karena kenyataannya nggak rawk-rawk amat kok. Hehe.
So, malam itu serasa aku lagi bernostalgia jaman SMA bareng temen kuliahku yang kayak tiang a.k.a. si Dibeh, karena kita dateng di acaranya anak sma yang nampilin the sigit as a (second) main star. For the first main star, ada band indo yang personelnya suka dandan a la jepang. Dan aku baru tau waktu aku masuk venue gate kalo mereka juga main di acara itu, secara aku kan cuman ngincer nonton sigit, jadi nggak peduli sama band laen. ;p
Sumpah, rasanya berasa tuaaa sekali di kerumunan itu anak-anak sma. Mereka pada dateng bergerombol, dengan celana skinny dan rambut ala vierra dan baju-baju kayak di majalah cewek. Sedangkan…aku cuman berdua indahnya sama si Dibeh, meskipun gaya kita nggak bisa diremehin! (Aku pake celana jeans ku yang udah robek dikiiit sama converse hitam lusuhku sama kaos cowok yang kegedean sama kalung matryoshka. Nah si Dibeh, lucunya, di mataku gayanya dia keliatan cewek banget, menutupi ‘kelakuan’ aslinya! Haha…)
Sambil ngeliatin anak-anak SMA yang berseliweran, kita berdua menguatkan hati. Kata Dibeh, kita ini jelas-jelas masih kayak anak SMAkarena kita berdua kan masih JERAWATAN, jadi kita nggak bakal keliatan kayak mbak-mbak kuliah! Damn, kita serasa jadi orang paling tolol di sana! Benar-benar argumen yang memalukan…
Then, we went straight to entrance gate. Dan langsung terdiam. Gila! Antre apaan tuh! Pintu masuknya cuman dua (kecil pula) tapi antreannya ada 4 sampai 5 baris! Lebih malah. Belum lagi orang-orang yang nyerobot. Sangat khas Indonesia yang tercermin di kelakuan anak-anak mudanya. ;p
Setelah didesak sana-sini, dan berkat Dibeh yang jadi ‘tameng’ku, akhirnya kita berhasil masuk ke venue. Disana, sambil nungguin sigit main, kita ngobrol banyak tentang jaman SMA. Especially, saat kita jadi panitia pensi macam gini. Duh, kangen banget! Aku jadi inget temen-temen panitia dulu…Mas panjul, ipenk, putra, sama makhluk-makhluk sibuk lainnya yang sering diomelin sama guru karena ngurus pensi. Haha, damn I miss cha’ll!
Finally, kita berhasil dapet tempat yang deket sama panggung. Dan dengan setia kita nungguin band-band lokal main satu-satu sebelum favorit kita main. Tapi ada satu band lokal yang bikin kupingku berkata (yeah, kupingku bisa ngomong!), Oh No Ono, this band is rock! Aku lupa nama bandnya apa, tapi nanti pasti aku tanya ke temenku si Rendi karena aku yakin dia pasti kenal sama anak-anak band itu. I just know it! ;D
ahaha... foto di album visible idea yang ngangenin.
Dan akhirnya Rekti cs main juga!!!
Intro dari Soul Sister langsung menambah histeria para insurgent army. Every army shout like, laaa lalalaaa lalalaaa lalalala laa…!
Ngikutin raungan musik mereka yang bagiku sangat catchy sekali. Setelah Soul Sister selesai membuat kami bingung apakah dia wanita atau lelaki, Horse langsung datang! Ow yeah…my baby is a horse. And we’re humming (shouting,actually) naa naa hey na naa yeaaay…!
Dan begitu New Generation tampil, sumpah, aku bener-bener kangen masa sma disaat aku sama arin nonton sigit tepat di backstage dan cuma beberapa langkah dari mereka hingga seakan-akan kalau kita nekat dan nggak tau malu, bisa aja tiba-tiba kita muncul mendadak di panggung. Hmm…aku bisa ngebayangin muka penontonnya begitu mereka liat ada dua cewek berkaos panitia yang mendadak muncul pake jejingkrakan nggak tau adat.
Setelah nyaris semua lagu dari Visible Idea dimainin, akhirnya lagu dari hertz dyslexia dimainin juga. Asiknya, lagu pertama yang dimainin tuh lagu favoritku selain All The Time. Yep, Only Love Can Break Your Heart.
Only Love Can Break Your Heart. Nggak tau kenapa, begitu denger intro gitarnya, aku langsung diam. Lucu rasanya. Setelah heboh teriak-teriak, aku bisa dengan mudahnya dibuat diam hanya gara-gara Only Love Can Break Your Heart, lagu yang aslinya dinyanyikan Neil Young. I don’t know, but I just remember a thing.
And here’s one weird fact. Saat aku lagi nulis paragraf di atas, WMP ku yang ter-shuffle tiba-tiba mainin Only Love. Whatta coincidence!
Then…they played my favourite song, All The Time!!! Awesome! Meskipun aku kurang suka karena mereka ngegabungin sama Midnight Mosque Song. Hingga efeknya All The Time kurang terasa romantis, justru horror seperti Midnight Mosque. Cocok banget buat film-filmnya Tim Burton. But that’s okay, karena aku pun lagi-lagi jadi diam! And once again, it remind me of…a thing.
Well, the show must ended. Tapi lagu terakhir mereka sukses memuaskan para insurgent army yang dari awal terus-terusan teriak,”BLACK AMPLIFIEEERRRR!!!” Haha, meniru ucapan harry potter, God…they’re bloody rock!
Well, setelah black amplifier selesai, kita berdua langsung keluar dari kerumunan depan panggung karena band utama yang akan main sama sekali nggak menarik minat kita.
Oya, diatas sempet kutulis kalo acaranya kurang terasa atmosfer rock n roll nya. Karena oh karena, aku sama dibeh salah tempat. Kita ada di sisi penonton yang mayoritas berisi fansnya band utama yang nggak kita minati. Mau pindah tempat, sangat impossible karena benar-benar sesak. But thanks God, ternyata tepat dibelakang kita ada segerombolan besar insurgent army walaupun tepat di depan kita isinya anak-anak muda yang teriak-teriak ke Rekti kalo dia mirip Ki Joko Bodo dan sama sekali nggak mengapresiasi penampil di depannya. Gosh…
Begitu kita udah keluar dari ‘neraka keringat’, kita nonton band utama dari kejauhan. Di sana Dibeh bilang kalau dia bener-bener nahan diri teriak ke anak-anak depan kita tadi, kalau mereka itu alay. Hwakakakakk… Memang susah kalau ada acara musik yang nampilin band-band dengan karakter fans yang bertolak belakang.
But after all, for me, the show was awesome. Can’t wait for your next show, the Super Insurgent Group Of Intemperance Talent!